Sepotong Lanskap pada Sketsa


kisah buat K

Di studio:
musim menahan waktu
ketika malam menautkan dingin
ke dinding


Di pigura: kaki bangau
tercelup danau
tapi sketsa tanpa warna itu
tak mengerti mengapa
perempuan itu menatapnya
dan terpukau
Lihat, katanya, lihat telapak
langit dan skema rasi, aku
jadi ingin merontokkan bintang
dan menaruhnya pada topi!

Siapa yang mengarsir daun-
daun trembesi itu, sayangku?
Tidak tahu. Mungkin,
seseorang ingin menitipkan tangis?
Atau laki-laki majenun
yang rapuh tapi tetap
berjalan

Mengapa kita jatuh cinta
dengan pelan tapi cemas seperti
garis-garis gerimis
yang murung
di bawah lampu di ujung
jalan dan bangku yang dipeluk kabut

Karena kabut membikin kita
hangat dalam tandatanya.
Tapi tak ada kabut pada
sketsa, sayangku, katanya.

Ia pun tertawa.

Dan ia, dalam kisah kecil ini,
hanya menatap sketsa
di dinding studio tua, terpejam
berdiri
Ia bayangkan
ia terbawa angin santai.


[es ha] Ilustrasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suaramu

Jatuh Cinta

Pertanyaan-pertanyaan yang Tenggelam