Ia Ingin Naik Kelas
Ia ingin naik kelas.
Tapi buku yang ia baca
tak dapat ia jangkau
hanya bisa ia eja:
"a... b... a...
d...
d... a...
r... a...
h... l...
u... k...
a... Ah, susah ya!"
Ia terpekur,
mendongakkan kepala
ke kusen jendela: serbuk kayu,
rayap, bekas tempias dan
warna biru
yang dihisap cuaca.
Ia pun kembali mengeja
keras-keras
"Es... A...
Ye... A...
Es... I...
A... Pe... A...
Aduh, bingung--"
Ia mengurut kening
huruf-huruf berdengung
di dalam sana seolah-olah
bunyi terlempar di dinding goa
"Aku ingin naik kelas," ucapnya.
Seperti doa.
[es ha]
Tapi buku yang ia baca
tak dapat ia jangkau
hanya bisa ia eja:
"a... b... a...
d...
d... a...
r... a...
h... l...
u... k...
a... Ah, susah ya!"
Ia terpekur,
mendongakkan kepala
ke kusen jendela: serbuk kayu,
rayap, bekas tempias dan
warna biru
yang dihisap cuaca.
Ia pun kembali mengeja
keras-keras
"Es... A...
Ye... A...
Es... I...
A... Pe... A...
Aduh, bingung--"
Ia mengurut kening
huruf-huruf berdengung
di dalam sana seolah-olah
bunyi terlempar di dinding goa
"Aku ingin naik kelas," ucapnya.
Seperti doa.
[es ha]
Komentar
Posting Komentar